Dalam rangkaian kunjungan kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta, Gubernur Papua juga berkunjung keUniversitas Gadjah Mada (UGM). Pertemuan yang dikemas dalam diskusi Focus Group Discussion (FGD) dihadiri oleh Pimpinan Universitas, para Dekan dan peneliti di UGM. Acara ini diprakarsai oleh Pokja Papua UGM dan diselenggarakan di Ruang C gedung Grha Sabha Pramana UGM, Rabu, 03 Agustus 2016. Drs. Bambang Purwoko, M.A., Dosen FISIPOL UGM sekaligus ketua Pokja Papua UGM mengatakan “Acara ini adalah FGD untuk membahas strategi alternatif percepatan pembangunan Papua. Bagaimana kebijakan nasional terkait pembangunan Papua dan apakah perlu kelembagaan baru untuk mengelola otsus (otonomi khusus) Papua. Kami harapkan acara ini dapat menjelaskan apa permasalahan mendasar di Papua, dan harapan yang ingin disampaikan pemerintah Papua. Kami akan mengawal hasil FGD ini agar nantinya dapat disampaikan ke Pemerintah Pusat” paparnya.
Rektor UGM, Prof. Dr. Dwikorita Karnawati dalam sambutannya menyampaikan terima kash atas kunjungannya ke UGM. “Kami sangat senang dengan kedatangan bapak-ibu semua, dan sejak tahun 2012, UGM telah menggalang berbagai peneliti untuk ikut membangun Papua, dan UGM setiap tahun mengirim peneliti, guru bantu dan mahasiswa KKN. UGM sangat mendukung adanya percepatan pembangunan di Papua” jelasnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Papua, Lucas Enembe mengatakan “Masalah Papua selalu hangat dibicarakan dimana-mana. Jika dievaluasi, pembangunan Papua baru bisa dirasakan sejak tahun 2002 hingga sekarang, mengingat sebelum tahun 2002 tidak ada pembangunan sama sekali. Saat ini kondisi masyarakat masih miskin, infrastruktur belum memadai, bahkan kematian dan kelaparan masih saja terjadi. Kebijakan apapun dan penelitian apapun belum mampu merubah rakyat papua, jika rakyat Papua tidak berubah sendiri. Kami berterimakasih kepada UGM yang telah membantu membangun Papua” jelasnya.
Berkaitan dengan mahasiswa Papua, Gubernur Papua menyampaikan bahwa telah bertemu dengan Sultan HB X untuk membahas masalah mahasiswa Papua, dan Sultan telah tegas menyatakan Yogjakarta adalah Indonesia dan tidak boleh ada separatisme, silahkan sekolah dan kuliah di Jogja namun jangan membawa separatisme. Gubernur Papua sedang berupaya segera menyelesaikan masalah mahasiswa Papua yang masih sering melakukan kekerasan dan mabuk-mabukan.