Yogyakarta, 8 Mei 2024 – Kementerian Investasi (Keminves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali memenuhi janji kepada Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan menambahkan satu unit bus listrik ke armada kampus, mengikuti hibah dua unit tahun lalu. Sehingga UGM sekarang memiliki tiga bus listrik hibah Keminves dengan kapasitas 30 orang, senilai Rp4,1 miliar. Inisiatif ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia, sebagai wujud komitmen terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke-7, yang fokus pada energi bersih dan terjangkau.
Penyerahan bus ini ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Hibah Barang Milik Negara di Gedung Pusat UGM, diikuti dengan ujicoba bus listrik di lingkungan kampus. Dengan tambahan tiga bus ini, total bus listrik di UGM menjadi lima unit. Namun, dibandingkan dengan total mahasiswa UGM yang berjumlah 61.493 (data Februari 2024), jumlah bus masih belum memadai untuk menjadi layanan transportasi utama di kampus. Ini menunjukkan kebutuhan akan lebih banyak dukungan dari pemerintah, alumni, dan pengusaha Indonesia untuk mewujudkan visi UGM sebagai green campus (SDG 11).
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal, Dr. Riyatno, S.H., LL.M., menyatakan bahwa pemerintah secara konsisten mendorong ekonomi hijau dan rendah karbon (SDG 13) sebagai salah satu strategi utama dalam transformasi ekonomi Indonesia. “Salah satu target dari Peta Jalan Sektor Energi untuk mencapai Nol Emisi Karbon pada tahun 2026 adalah adopsi kendaraan listrik sebanyak 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor dari tahun 2026 hingga 2030,” ungkap Dr. Riyatno (SDG 12).
Dr. Riyatno juga menyebutkan bahwa pemerintah menyediakan berbagai insentif untuk mendukung pengembangan ekosistem industri baterai listrik di Indonesia (SDG 9), termasuk tax holiday selama 20 tahun, super tax deduction hingga 300%, serta pembebasan PPN atas impor dan perolehan barang modal berupa mesin dan pabrik untuk kendaraan bermotor listrik.
Pemerintah juga memberikan insentif kepada konsumen, termasuk subsidi pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta, pengurangan PPN untuk pembelian mobil dan bus listrik, serta pengurangan bea balik nama kendaraan bermotor listrik hingga 90%. Mengingat Indonesia adalah penghasil nikel terbesar di dunia pada tahun 2023 dengan produksi 1,8 juta metrik ton, yang berkontribusi 50% terhadap total produksi nikel global, pemerintah juga menggalakkan hilirisasi nikel dan membatasi ekspor nikel mentah (SDG 15).
Sementara itu, Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya atas kedatangan bus listrik ketiga, yang telah ditunggu selama hampir sembilan bulan. “Penambahan armada ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam upaya kami mengurangi emisi karbon di kampus,” ujar Prof. Ova. Rencana UGM untuk membatasi kendaraan bermotor di dalam kampus dengan membuat kantong parkir merupakan langkah lain menuju green campus yang bertanggung jawab.
Keberhasilan penambahan bus listrik ini tidak hanya mendukung mobilitas sivitas akademika di UGM, tetapi juga merupakan bentuk dukungan nyata dalam isu transisi energi dan mitigasi perubahan iklim global. Ini mencerminkan komitmen bersama untuk konservasi tanah, air, dan udara, menciptakan ekosistem yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. (SDG 15)
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Eko Sukajiyanto/Arif Riyadi, Editor: Johan S.M.A.)