Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema “Strategi Membangun Infrastruktur Telekomunikasi untuk Pemerataan Pembangunan dan Kemajuan Negeri”. Acara tersebut diselenggarakan di Ruang Sidang Multimedia UGM pada Jumat, 26 Agustus 2016. Dalam sambutannya Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menyampaikan pentingnya pemerintah memberikan perhatian yang lebih dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi mengingat kedaulatan NKRI dapat dijaga dengan dibangunnya sistem informasi dan komunikasi yang merata sampai ke pelosok negri.
Narasumber yang dihadirkan dalam diskusi tersebut yaitu Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D. (UGM), Ir. M. Ridwan Effendi (ITB), Abdus Somad Arief (PT. Telkom), Heri Supriadi (PT. Telkomsel) dan Dr. Revrisond Baswir, Ak., M.B.A. (UGM), dipandu oleh Dr. Arie Sudjito, S.Sos., M.Si. (Fisipol UGM).
Dalam paparannya Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa penetrasi internet di Indonesia masih sangat rendah dan belum merata karena pembangunan infrastruktur telekomunikasi masih belum optimal. “Penetrasi internet hanya 34 persen, distribusi pengguna 78,5 persen ada di Jawa dan Sumatera,” paparnya. Menurutnya, percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi diharapkan bisa mendorong penetrasi internet. Oleh karena itu, pemerintah, BUMN dan Swasta perlu bersinergi untuk membangun infrastruktur secara luas.
Sementara itu, M. Ridwan Effendi mengatakan penerapan interkoneksi berbasis Internet Protocol (IP) mulai diwacanakan. Hanya saja hal tersebut dinilai sulit diterapkan dalam waktu dekat. “Sesungguhnya teknologi kita sudah dimungkinkan komunikasi voice dengan berbasis IP. Tapi infrastruktur belum mendukung 100%. Jadi butuh waktu lagi untuk interkoneksi IP,” jelas Ridwan. Disisi lain, saat ini mayoritas pengguna mobile di Indonesia berorientasi pada panggilan suara dan SMS. Selain itu banyak penduduk Indonesiayang masih menggunakan ponsel 2G. Inilah yang kemudian menjadi halangan untuk diterapkannya aturan interkoneksi berbasis IP. Menurut Ridwan, wajar wacana interkoneksi berbasis IP sudah mulai digulirkan. Pasalnya tren dunia memang mengarah ke sana .