Isu Radikalisme yang makin panas akhir-akhir ini, ditandai dengan aksi demonstrasi besar pada 4 November 2016, sebagai Universitas yang ber-Bhineka Tunggal Ika dengan mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke yang memiliki beragam kultur dan kepercayaan, mendorong UGM untuk bereaksi dan mengeluarkan public statement terkait peristiwa tersebut.
Bertempat di Ruang Sidang Pimpinan tanggal 29 November 2016, diskusi bertajuk Persoalan Radikalisme terhadap Perdamaian dan Kedaulatan Bangsa digelar. Hadir dalam diskusi tersebut adalah perwakilan dosen dan pakar dari Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) serta perwakilan dari Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS). Diskusi dipimpin langsung oleh Rektor UGM dan peserta menyampaikan pendapatnya di forum itu. Salah satu hal yang diutarakan adalah dibuatnya suatu event besar yang dapat menyaingi demo besar 4 November 2016, harapannya masyarakat dapat teralihkan perhatiannya dari teror yang disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal. Selain itu, sebagai institusi pendidikan, UGM dapat melakukan kajian lintas agama, sehingga selain memahami agamanya sendiri juga dapat memahami agama/kepercayaan lain yang ada di Indonesia.
Hasil kajian akan di-share ke masyarakat untuk melahirkan rasa toleransi dan saling menghargai sehingga dengan adanya pemahaman tersebut akan meminimalisir radikalisme. Hasil diskusi tersebut menelurkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh UGM dalam menanggapi isu radikalisme tersebut. Langkah tersebut dibagi dalam beberapa tahapan. Tahap pertama dan tercepat adalah UGM akan mengadakan press conference untuk membuat public statement terkait isu tersebut pada 20 November 2016 di Rektorat UGM. Selanjutnya, UGM akan menyelenggarakan Parade Budaya yang dinamakan Niti Laku. Parade Budaya tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2016. Parade Budaya tersebut tidak hanya melibatkan sivitas akademika UGM, namun juga akan melibatkan local community dan LSM terkait. Tujuan dari Parade Budaya ini adalah communality untuk kebangsaan, kebersamaan dan menguatkan nasionalisme.
Rekomendasi jangka menengah adalah solusi untuk game changing, serta melakukan kajian Kebhinekaan dan Deradikalisme. Ke depannya, UGM akan melakukan riset tentang de-radicalism. Selanjutnya akan diadakan diskusi lanjutan untuk mendetailkan tiap langkah yang akan diambil UGM sebagai reaksi UGM menghadapi isu radikalisme pada 6 Desember 2016.