Yogyakarta, 14 November 2025 – Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Universitas Gadjah Mada dan PT. Roche Indonesia tentang Ujicoba Inovasi Penguatan Upaya Kesehatan Penglihatan pagi itu dilaksanakan secara hybrid, untuk daring menggunakan zoom dan luring bertempat di Ruang Sidang Pimpinan (RSP) UGM dan daring oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. (SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)
Presiden Direktur PT. Roche Indonesia, Mrs. Sanaa Sayagh menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan untuk mendukung visi nasional serta strategi kesehatan Indonesia. Fokus utama mereka adalah meningkatkan kesehatan penglihatan melalui kemitraan strategis, mengingat tingginya beban penyakit seperti penuaan dan diabetes yang mempercepat kehilangan penglihatan. Meski sering dianggap alami, 90% gangguan penglihatan dapat dicegah dengan deteksi dini dan perawatan tepat waktu. Terinspirasi oleh agenda transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kemenkes RI, Roche berkomitmen tidak hanya menyediakan obat inovatif, tetapi juga membangun sistem layanan kesehatan yang kuat. ”Kemitraan ini mencakup skrining, diagnosis, dan standar perawatan, dengan tujuan memberikan akses luas dan hasil nyata bagi pasien, serta menjaga penglihatan generasi mendatang,” tegas Sanaa. (SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur)
Selanjutnya Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. mengucapkan terima kasih kepada para pemangku kepentingan, termasuk Roche Indonesia, Kementerian Kesehatan, UGM, dan para peneliti atas kolaborasi dalam inovasi layanan kesehatan. Fokus utama adalah tantangan besar terkait diabetes yang memicu komplikasi serius seperti kehilangan penglihatan, yang berdampak pada produktivitas dan biaya pengobatan. ”Solusi yang ditekankan adalah penelitian, pengembangan teknologi, dan adopsi inovasi oleh masyarakat melalui sosialisasi, standarisasi, serta pelatihan tenaga kesehatan,” ujar Danang. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat kapasitas nasional dan membuka peluang lebih luas untuk pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, UGM menekankan pentingnya kerja sama berkelanjutan dan visi jangka panjang untuk mengatasi tantangan melalui inovasi. (SDG, 4: Pendidikan Berkualitas)
Terakhir secara daring Direktur Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. mengapresiasi atas kerja sama antara UGM dan BGI Genomics dalam inovasi deteksi dini Diabetic Retinopathy (DR) di Indonesia. DR merupakan komplikasi serius diabetes dengan prevalensi tinggi, memengaruhi hingga 20% penderita diabetes (sekitar 5 juta orang). Risiko kebutaan akibat DR sangat besar, terutama jika tidak dilakukan deteksi dini, dengan 40% kasus kebutaan disebabkan oleh DR. Tantangan utama adalah keterbatasan akses di daerah terpencil. ”Inovasi UGM menggunakan teknologi AI untuk screening DR diharapkan memperluas deteksi dini dan menjadi gerakan masyarakat menuju kehidupan yang sehat dan sejahtera dengan dukungan pemerintah, akademisi, dan industri. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat riset bersama dan meningkatkan penanganan DR secara nasional,” pungkas Nadia. (SDG, 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera)
Kemitraan ini menegaskan kembali komitmen mendalam parapihak terhadap komunitas teknologi, dan mereka berharap ini akan menjadi suatu kawasan riset bersama antara akademisi, dalam hal ini UGM, pihak swasta, dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, bersama-sama juga dengan akademisi di institusi kesehatan provinsi dan kabupaten/kota di seluruh pelosok Indonesia.

Penulis: Jemy Partianto
Fotografer: Eko Sukajiyanto