Penandatanganan Kesepakatan Bersama ini dilaksanakan di PT Industri Kereta Api (Persero) Madiun pada hari kamis 18/01/2018, bersamaan dengan acara Penandatangan Proyek “Light Rail Transit’ (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodetabek) bersama Menko Bidang Kemaritiman, Menteri BUMN, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, dan Menteri Perindustrian.
Kerja sama ini bertujuan untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi perkeretaapian di Indonesia dalam rangka menunjang pengembangan dan pembangunan industri perkeretaapian nasional.
Dalam Penandatangan Kesepakatan Bersama tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) Ir. Budi Noviantoro, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc., Wakil Rektor Bidang Riset Inovasi dan Kemitraan Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Sebelas Maret Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Wakil Rektor Bidang Inovasi Kerja Sama, Kealumnian, dan Hubungan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember Prof. Dr. Ketut Buda Artana, S.T., M.Sc.
Dalam sambutannya Dirut PT INKA (Persero) menyatakan siap melakukan pengerjaan LRT Jabodetabek dalam 15 bulan. Nantinya, pembuatannya lebih mengedepankan konten lokal. Konten impor hanya untuk sistem komputerisasinya. Sebab, LRT memang merupakan kereta tanpa masinis. Karenanya butuh sistem komputerisasi yang canggih, “ujarnya.
Dalam kesempatan itu pula Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan produksi kereta LRT Jabodebek yang dikerjakan PT INKA (Persero) bisa diuji coba pada April 2019. Ia berharap INKA mampu menyelesaikan kepercayaan nasional tersebut secara cepat yakni dalam kurun waktu 15 bulan.
Hal itu terlebih penandatanganan kontrak pengadaan LRT Jabodetabek dengan sejumlah pihak pendukung telah dilakukan dengan nilai mencapai Rp 4 triliun. Tapi bukan soal harga yang nomor satu, yang penting adalah produk dalam negeri dan penciptaan lapangan kerja dari proyek ini,” terangnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan LRT Jabodebek selain merupakan create projecting dalam negeri juga menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan multipel efek terhadap industri kecil dan menengah.
Target konten dalam negeri mencapai 65 persen. Dari situ akan banyak UMKM dan vendor yang terlibat. Dari sekitar 5.000 tenaga kerja yang terkait, diperkirakan bisa bertambah hingga 50 persennya,” kata Airlangga.
Selain itu, pembuatannya juga melibatkan akademisi untuk melakukan riset dan kerja sama konsultasi. Diantaranya adalah ITS, UNS, UGM, dan ITB.