Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dikenal penghasil minyak bumi dan batubara yang merupakan sumber energi penghasil listrik. Ironisnya, di Indonesia masih sering terjadi pemadaman listrik bergilir. Hal ini terjadi karena sejak krisis moneter tahun 1998 kebutuhan listrik meningkat pesat akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sementara penambahan daya listrik tidak mampu mengimbangi kebutuhan tersebut. Oleh karenanya PLN harus menambah jumlah pembangkit tenaga listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Tetapi hal ini bukan hal yang mudah, karena untuk membangun pembangkit tenaga listrik membutuhkan investasi yang cukup besar. PLN dituntut untuk berinovasi mencari alternatif sumber energi listrik yang terbarukan. PLN menyadari bahwa SDM merupakan modal utama untuk mengembangkan inovasi tenagakelistrikan.
Berangkat dari hal tersebut, PLN menggandeng tujuh Perguruan Tinggi (PT) yaitu: UI, IPB, ITB, UGM, UNDIP, ITS dan UDAYANA untuk bekerja sama dalam bidang penelitian dan pengembangan bidang ketenagalistrikan di Indonesia. Bidang kerja sama yang akan realisasikan adalah bidang pendidikan misalnya: magang bersertifikat sesuai dengan kompetensi bidang ketenagalistrikan. Bidang penelitian dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Pembangkit Merah Putih meliputi: desain project, kajian kelayakan project, konsultasi terkait dan site investigasi. Di samping itu sedang dikembangkan peralatan pendukung kendaraan listrik dan diseminasi bidang ketenagalistrikan baik Nasional maupun Internasional.
Dukungan tujuh Perguruan Tinggi diresmikan dalam acara penandatangan Kesepakatan Bersama tanggal 28 Februari 2018. Direktur Utama PLN Sofyan Basir Hadir menyampaikan bahwa dengan melibatkan potensi anak bangsa dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan akan mendorong roda perekonomian.