Gedung Pascasarjana di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM telah selesai dibangun oleh Tahir Foundation dan secara resmi telah diserahkan pada Kamis, 02 Agustus 2018. Penandatanganan berita acara serah terima dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM, Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto dan Ketua Pembina dan Pendiri Tahir Foundation, Dato’ Sri Prof. DR. DR. (HC) Tahir, M.B.A., di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM.
Serah terima gedung tersebut disaksikan pula oleh Rektor UGM, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dekan FKKMK UGM, Dekan Sekolah Pascasarjana, dan jajaran dari Tahir Foundation.
Rektor UGM dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Tahir Foundation. “Terima kasih atas kedermawaannya. UGM, tentunya FKKMK sekarang memiliki dua menara kembar yang luar biasa untuk keperluan pendidikan Pascasarjana di FKKMK UGM. Hal ini sebagai bentuk kontribusi terhadap masyarakat. Dengan adanya Gedung Pascasarjana ini, penelitian bisa dilakukan bersama sehingga masalah sosial di bidang kesehatan bisa diselesaikan dengan baik. Publikasi internasional juga bisa dibuat untuk meningkatkan reputasi UGM dan Indonesia. Gedung ini tentunya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya karena dirancang dengan segala keistimewaan, diantaranya ada smart classroom, greenbuilding, dan lain-lain. Hal itu tentu akan menjadi model bagi pembangunan-pembangunan gedung di UGM untuk selanjutnya,” tutur Rektor.
Sementara itu, Dato’ Sri Prof. DR. DR (HC) Tahir memberi apresiasi atas sambutan yang hangat dari sivitas akademika UGM. Dirinya merasa tersanjung dan terangkat bisa masuk dalam level pendidikan di Indonesia. “Saya ini orang bisnis terbiasa campur dengan kolega bisnis, mungkin juga campur dengan pejabat tapi bisa masuk ke dunia pendidikan saya anggap itu sakral, saya anggap hal itu sangat serius dan penuh dengan komitmen. Sangat susah dan saya bisa diterima di level ini dan bagi saya sebuah kehormatan,” katanya.
Tahir meyakini pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk bisa merubah nasib bangsa. Ia pun bermimpi suatu ketika akan ada orang Indonesia menerima hadiah Nobel dan menjadi pimpinan dunia sehingga bermanfaat untuk hidup banyak orang. Tahir menambahkan banyak pengusaha tidak tahu pendidikan. Padahal, mereka menikmati pendidikan melalui anaknya yang bisa sekolah dengan lebih baik, bahkan bisa meneruskan usahanya. Karena pendidikan merupakan satu-satu cara perubahan. Besar harapan bisa kembali lagi dengan memberikan banyak sumbangsih yang lebih besar dan berdampak positif bagi bangsa dan negara. “Semua ini sebenarnya karena gara-gara pendidikan. Semoga di hari mendatang dengan dukungan UGM, kami dan foundation bisa lebih banyak memberikan sumbangsihnya,” imbuhnya.