Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., menandatangani nota kesepahaman bersama dengan empat mitra UGM pada Selasa (23/10) di Ruang Multimedia UGM. Keempat mitra ini adalah Pemerintah Kabupaten Bungo, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, Universitas Islam Madura dan Universitas Alma Ata. Hadir perwakilan mitra dalam kesempatan tersebut adalah Bupati Kabupaten Bungo, H. Mashuri, S.P., ME., Kepala Balitbangkes RI, Dr. dr. H. Siswanto, MHP., DTM, Rektor Universitas Islam Madura, Ahmad, S.Ag., M.Pd dan Rektor Universitas Alma Ata, Prof. Dr. H. Hamam Hadi, M.Sc., Sc.D., Sp.GK.
Rektor UGM berharap kesepakatan bersama ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat, bangsa dan negara. “Sebagai universitas yang sudah berumur, UGM tentu tidak ingin bekerja sendiri dalam upaya memberikan kontribusi pada masyarakat, bangsa dan negara. Tantangan yang kita hadapi saat ini sebagai bangsa semakin berat, semakin sulit dan tantangan itu bisa diatasi ketika semuanya bisa saling bekerja sama dan berbagi apa yang kita miliki untuk yang lain,” katanya. Dengan bekerja sama, Rektor UGM meyakini peran yang akan diberikan jauh lebih besar dalam memberikan kontribusi bagi bangsa. Dengan peran masing-masing tentu akan memberikan kontribusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat sekitar.
Rektor UGM mencontohkan Madura sebagai produsen garam berkualitas, namun kenapa kita masih impor sangat banyak. Mestinya dengan berbagai cara hal tersebut bisa dipenuhi sendiri, yaitu dengan membikin garam dengan harga murah. Demikian juga dengan impor bahan obat yang besar sekali hingga saat ini. “Ini memberi kesadaran bagaimana perguruan tinggi melakukan penelitian-penelitian agar semuanya bisa lebih efisien, murah dan menggantikan substitusi dari impor. Dengan bekerja sendiri-sendiri hasilnya sangat kurang optimal. Tentu akan lain bila itu dilakukan dengan bekerja bersama-sama,” terangnya.
Sementara ini Kepala Balitbangkes RI mengatakan bahwa visi Balitbang Kemenkes adalah mewujudkan Indonesia sehat sehingga perlu riset dan pengembangan, dengan demikian mau tidak mau harus berkolaborasi dengan institusi lain seperti UGM. Diharapkan hasil penelitian dapat diterjemahkan menjadi kebijakan yang dapat membantu mewujudkan visinya. Ia berharap dengan adanya kerja sama ini Balitbang Kemenkes RI dan UGM bisa menggarap lebih intens terkait dengan penelitian dan pengembangan khususnya dengan pelayanan kesehatan, diantaranya pengembangan produk khususnya terkait dengan bahan baku obat dan bahan obat alami. “Dalam hal peningkatan kapasitas SDM dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana menerjemahkan hasil-hasil penelitian menjadi kebijakan atau yang sering disebut dengan knowledge manajemen,” imbuhnya.
Di sisi lain, Bupati Bungo mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada UGM dengan adanya kerja sama ini, karena ada beberapa permasalahan yang dihadapi Kabupaten Bungo di antaranya terkait fluktuasi harga komoditas sawit dan karet, serta ada beberapa Rumah Sakit yang perlu adanya pendidikan dokter spesialis. Mashuri berharap UGM dapat memberikan solusi bagi permasalahan tersebut. Mashuri menambahkan bahwa Kabupaten Bungo membuka pintu lebar-lebar untuk mahasiswa UGM yang akan melakukan karya pengabdian di daerahnya. Dengan upaya itu diharapkan akan mendorong kemajuan pembangunan di Kabupaten Bungo, Jambi.
Sementara itu, Rektor Universitas Alma Ata mengungkapkan bahwa secara fungsional dan organisasional kerja sama antara UGM dan Universitas Alma Ata sudah berjalan, sebagai contoh dalam hal kajian mutu dan pengiriman staf untuk tugas belajar di UGM. Sebagai perguruan tinggi yang masih muda, Universitas Alma Ata yang semula Stikes di tahun 2006 dan menjadi universitas di tahun 2015 ini telah meraih ranking baik di Indonesia. Ini dibuktikan di tahun 2016 menduduki ranking 2.928 dari 3.500 perguruan tinggi maka di tahun 2017 naik ke ranking 2.500. Prestasi membanggakan di tahun 2018, Universitas Alma Ata melompat jauh menduduki ranking 254 perguruan tinggi di Indonesia. “Mudah-mudahan dengan kerja sama ini nantinya kita bisa masuk 100 besar di Indonesia dan kita sangat berharap kontribusi dari UGM untuk keinginan tersebut,” kata Hamam Hadi.
Rektor Universitas Madura dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa mereka akan mohon bimbingan dan arahan dari UGM dalam hal Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ahmad menyatakan antara Universitas Islam Madura dan UGM telah melakukan kerja sama penelitian terkait jagung. Hal serupa diharapkan untuk garam karena Madura adalah daerah penghasil garam yang berkualitas.