![](https://kemitraan.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/40/2019/11/tvri-1-825x464.jpeg)
Dalam rangka menciptakan harmoni dan sinergi kerja sama antara akademisi dan lembaga penyiaran publik, UGM dan TVRI kembali menjalin kerja sama dalam bidang Tridharma Perguruan Tinggi. Kerja sama ini diwujudkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama yang disaksikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Sahid Hotel Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober 2019 bertepatan dengan acara TVRI Gathering ‘Greget Nyawiji’ yang diselenggarakan oleh TVRI Yogyakarta.
Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional sebagai perwakilan Rektor UGM menyampaikan apresiasinya atas terwujudnya MoU tersebut sebagai landasan peningkatan kerja sama kedua belah pihak yang sudah terjalin dengan baik.
Penyiaran informasi publik terkait Tridharma Perguruan Tinggi melalui TV nasional menjadi jalur komunikasi publik yang efektif. Melalui MoU ini kerja sama dalam bidang yang telah disepakati akan semakin erat dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.
“Program-program TVRI harus selalu diukur perannya dalam menumbuhkan masyarakat sipil yang sehat, baik dalam program informasi ataupun hiburan. Karena TVRI telah menjadi TV publik, maka ia perlu melakukan berbagai transformasi nilai dari kultur melayani pemerintah, menjadi bagian dalam melayani nilai-nilai civil society disertai kerja untuk menumbuhkan kepercayaan dan kecintaan masyarakatnya. Oleh karena itu, perlu transfomasi organisasi kompetitif yang berbasis pada standardisasi dan kualitas,” ungkap Sultan.
Sultan menambahkan bahwa dalam aspek politik, TVRI harus mampu mempertahankan independensi dan netralitas. Disisi lain, TV publik harus berperan melakukan pencerahan ketika ruang publik yang menjadi muara kehidupan nilai-nilai sosial budaya dan politik belum sepenuhnya berdiri kokoh. Karakter TV publik harus mencerminkan identitas kebangsaan lewat penghormatan atas keberbedaan dengan memberikan kesempatan bagi kaum minoritas.
“Dirgahayu TVRI diusianya yang ke-57. Selamat menghadapi tantangan baru dengan tetap kukuh berakar sebagai khittah jati dirinya yang berlandaskan 4 filosofi yaitu independen, inspiratif, cerdas dan edukatif,” tutup Sultan.
Sementara itu Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo RI, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, dalam sambutannya mewakili Menteri Komunikasi dan Informatika menyampaikan bahwa, TVRI adalah sejarah panjang yang bisa dirasakan, salah satunya adalah membuat terobosan yang sangat fenomenal di awal berdirinya dengan menyiarkan secara langsung Asian Games di Jakarta. TVRI mempunyai kepentingan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, selain itu juga menjadi TV publik yang ikut berkomitmen untuk memberikan pencerahan, pendidikan, serta ikut membangun kohesifnes sosial.
Di era sekarang post truth yang benar adalah yang membuat narasi yang bagus, masyarakat sering diacuhkan dengan informasi yang tidak jelas kebenarannya. “Bersama-sama mari TVRI menjadi media yang peduli terhadap berita yang benar,” ujar Widodo.
Direktur Utama TVRI, Helmy Yahya, M.PA, Ak., menyampaikan keberhasilan TVRI dalam dua tahun ini yaitu adanya lonjakan besar dengan melakukan transformasi sehingga lebih dikenal luas dan semakin sering ditonton oleh masyarakat Indonesia. Helmi turut memuji prestasi TVRI Yogyakarta sebagai stasiun TVRI terbaik Daerah yang memberikan sumbangsih terbesar bagi TVRI Indonesia dengan prestasi yang membanggakan. Hal ini dapat dilihat dengan segmen tayangan pada sore hari yang berhasil menduduki nomor 6 dari 15 stasiun TV bersiaran nasional yang ada di Yogyakarta. Begitupun pada TVRI pusat menduduki posisi 9 dari 15 stasiun TV yang ada, yang sebelumnya pada tahun 2017 menduduki posisi 15.