Yogyakarta, 5 September 2024 – Ruang Sidang Pimpinan Universitas Gadjah Mada (UGM) dipenuhi oleh tamu undangan untuk menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UGM dan PT Microsoft Indonesia. Kerja sama ini menarik perhatian banyak civitas akademika, menunjukkan minat besar dalam kolaborasi dengan raksasa teknologi tersebut. Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi, Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., serta sejumlah dekan, wakil dekan, direktur, dan pejabat lainnya hadir untuk menyambut delegasi dari PT Microsoft Indonesia yang dipimpin langsung oleh Presiden Direktur, Dharma Simorangkir, bersama tiga direktur/lead lainnya. Kolaborasi ini mendukung komitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Dharma Simorangkir menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari UGM, menekankan pentingnya momen ini bagi Microsoft dalam era Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI). Ia menjelaskan bagaimana AI dapat dimanfaatkan sebagai “copilot” untuk membantu pekerjaan dan menciptakan nilai ekonomi yang baru. Dengan kerja sama ini, Microsoft berharap dapat membantu menghasilkan talenta yang mampu menerapkan teknologi AI secara efektif dan menjadi jembatan antara dunia akademik dan industri, sejalan dengan SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Meskipun diakui bahwa akan ada tantangan di awal, Dharma optimis banyak hal positif yang dapat dicapai melalui kolaborasi ini.
Prof. Ova Emilia menyambut baik kolaborasi ini, menyatakan bahwa banyak hal yang dapat ditingkatkan dari kerja sama yang telah terjalin selama ini. UGM telah membentuk UGM AI Society pada tahun lalu untuk menanggapi isu AI di bidang pendidikan. Ke depannya, forum ini direncanakan akan berubah nama menjadi UGM Center for AI, bertransformasi menjadi komunitas yang secara aktif bergerak di bidang kecerdasan buatan. UGM telah menerapkan berbagai proyek AI, seperti di bidang kedokteran untuk diagnostik spesialis mata yang cepat dan akurat, aplikasi chatbot untuk kesehatan mental, hingga pengembangan Genose Covid yang berbasis AI. Semua inisiatif ini memperkuat motivasi UGM untuk berkolaborasi lebih erat dengan Microsoft dalam bidang kecerdasan buatan, mendukung SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Agenda kegiatan ditutup dengan paparan dari kedua belah pihak oleh para ahli dari unit terkait. Presentasi dari UGM disampaikan oleh Dr. Mardhani Riasetiawan, Kepala Biro Transformasi Digital, yang memaparkan penggunaan chatbot di situs universitas. Inovasi ini memungkinkan penyerapan bacaan dan ilmu menjadi lebih interaktif, menggantikan metode tradisional membaca dan scrolling. Paparan tersebut disajikan dengan menarik, menampilkan prototipe AI yang mampu berkomunikasi secara langsung dengan pengguna.
Arief Suseno, Education Lead PT Microsoft Indonesia, kemudian memaparkan penerapan AI dalam berbagai disiplin ilmu. Microsoft telah menyediakan kurikulum pengajaran AI yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh dosen dan mahasiswa, termasuk telah mengimplementasikan kelas public speaking di tenant UGM sejak 1 September 2024.
Microsoft dan UGM berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengembangkan solusi AI yang inovatif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Upaya ini sejalan dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, terutama di lingkungan akademik. Inisiatif ini juga diselaraskan dengan tujuan Pemerintah Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam menciptakan kemitraan yang kuat dan berkelanjutan antara sektor akademik dan industri, guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan inovasi. (SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh)
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Angga Kurniajati, Editor: Johan S.M.A.)