Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal dan Pengembangan Kelembagaan. Kerja sama tersebut ditandai dengan Penandatanganan kerja sama yang dilakukan Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dan Kepala BPJPH, Prof. Ir. Sukoso, M.Sc., Ph.D. di Ruang Rektor, Rabu (29/5).
Kerja sama meliputi sertifikasi halal produk dan pembuatan halal center di kampus UGM. Selain itu, BPJPH menggandeng beberapa ahli UGM dalam rangka membentuk lembaga baru yaitu Lembaga Pemeriksa Halal (LPH).
Dalam sambutannya Sukoso menyampaikan ucapan terima kasih pada teman-teman di UGM karena selama ini telah melakukan kajian-kajian produk halal dan sudah diterima sebagai pusat unggulan halal oleh Kementerian Pendidikan Tinggi.
Sukoso menyebutkan ada beberapa dosen UGM mengikuti training dalam rangka persiapan sebagai calon auditor halal. Mereka adalah Muchlisin, S.Pt., MAgr., Ph.D, Dr. Purwanto, M.Sc dan Dr. Fitriana Mahayani, M.Sc.
Sukoso menyatakan seluruh proses administrasi dan dokumen usulan sertifikasi sebuah produk memang harus melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. Sedangkan terkait LPH ini memang sesuai amanat undang-undang.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., berharap kerja sama dengan BPJPH dapat segera ditindaklanjuti dengan kegiatan yang mendukung hal-hal yang terkait dengan jaminan produk halal. UGM sendiri, kata Rektor, memiliki berbagai laboratorium serta para ahli terkait dengan produk halal.
“Mudah-mudahan apa yang kita miliki dan kembangkan selama ini bisa dipergunakan nanti untuk mekanisme dalam rangka pengembangan produk-produk halal di Indonesia,” sambungnya.
Rektor menuturkan umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin tinggi kepeduliannya terkait dengan jaminan produk-produk halal. Hal ini pula yang menjadikan banyak negara-negara non-muslim, seperti Korea, Jepang mengembangkan produk halal dengan harapan banyak turis-turis muslim mengunjungi negara-negara tersebut.
“Indonesia dengan penduduk muslim terbesar tentunya harus lebih kuat dalam pengembangan produk-produk halal ini. Sebab, selain mendukung halal tourism yang sekarang mulai berkembang. Saya kira produk halal ini sangat penting dalam kegiatan perekonomian dan kegiatan pariwisata,” tuturnya.