
Yogyakarta, 31 Juli 2024 – Di penghujung bulan Juli 2024, Universitas Gadjah Mada (UGM) menandatangani Nota Kesepahaman dengan dua institusi, salah satunya adalah dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Penandatanganan ini dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT PIM, Budi Santoso Syarif, yang didampingi oleh Senior Vice President (SVP) Sumber Daya Manusia (SDM), Andik Cahyono Budianto, dan Koordinator Learning & Development, Teuku Alfianda Qadri. Rombongan diterima dengan hangat oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., didampingi oleh Dekan Fakultas Biologi (Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc.), Dekan Fakultas Teknik (Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng.), Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB (Bayu Sutikno, S.E., M.SM., Ph.D.), serta beberapa perwakilan direktorat dan fakultas. Penandatanganan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Sebelum memberikan sambutan, Budi Santoso Syarif memaparkan profil PT PIM melalui sebuah video Company Profile. Beliau menjelaskan bahwa alasan utama perusahaan menjalin kerja sama dengan UGM adalah untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), melihat budaya dan kapabilitas UGM, serta mempersiapkan keberlanjutan transisi energi mengingat cadangan gas yang mulai menipis. Program kerja sama yang akan dijalankan meliputi pengembangan komunitas, perbaikan lingkungan, dan sektor pertanian, termasuk penelitian, kebun percobaan, program kolaborasi antara dosen dan mahasiswa, serta diversifikasi kecocokan pupuk. Budi Santoso berharap semua rencana ini dapat diimplementasikan dengan baik (SDG 2, SDG 4, SDG 7, SDG 9, SDG 11, SDG 15).
Selanjutnya, Prof. Ova Emilia dengan antusias menyampaikan bahwa program-program yang akan dilakukan bersama PT PIM berkaitan erat dengan inisiatif yang sedang dikerjakan oleh UGM di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). UGM berkontribusi dalam menciptakan iklim mikro di IKN melalui pengembangan tanaman di sekitar kawasan tersebut, restorasi lahan seluas 600 hektar, dan mereplikasi Wanagama UGM dari Yogyakarta ke IKN untuk mewujudkan Wanagama Nusantara. Wanagama UGM dikenal sebagai salah satu restorasi lingkungan yang berhasil di Indonesia, dan UGM juga telah diminta untuk membangun Institute for Future Life di IKN. UGM mengajak PT PIM untuk bersama-sama berkontribusi dalam proyek besar ini, mengingat luasnya lahan yang harus ditangani (SDG 4, SDG 15, SDG 17).
Rencana kerja sama dengan PT PIM tidak hanya berfokus pada hilirisasi tetapi juga huluisasi, memanfaatkan keahlian komprehensif UGM. Perlu dilakukan investigasi lapangan untuk menginventarisasi kebutuhan PT PIM. Dalam pelaksanaannya, kedua belah pihak dapat saling mendukung, termasuk dalam pembiayaan riset bersama yang dapat dikolaborasikan dengan program Matching Fund UGM. Inovasi pengembangan varietas padi seperti Gamabora dengan Kementerian Pertanian bisa diterapkan pada kerja sama ini (SDG 9, SDG 15).
Penandatanganan kerja sama ini diharapkan memberikan dampak positif baik secara nasional maupun global, serta menjadi langkah penting dalam mengembalikan universitas sebagai pusat riset dan pengembangan (SDG 16).
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Angga Kurniajati, Editor: Johan S.M.A.)