Yogyakarta, 20 Oktober 2023 – Auditorium Mandiri Lantai 4 Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) dipenuhi oleh sekitar 250 mahasiswa, sebagian besar dari UGM sendiri, yang hadir untuk Kuliah Umum dengan tema “Peran Industri Migas dalam Transisi Energi”. Acara ini merupakan kerja sama antara UGM dan Exxonmobil Cepu Limited.
Prof. Dr. Puji Astuti, Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM, memberikan sambutan mewakili UGM. Dalam sambutannya, ia menyambut hangat Bapak Muhammad Nurdin, SVP Production ExxonMobil Indonesia, seorang alumni Fakultas Teknik UGM. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa agar lebih siap memasuki dunia kerja, menyediakan kesempatan magang di perusahaan nasional, serta meningkatkan kolaborasi antara akademisi dan praktisi guna mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). UGM pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada ExxonMobil atas dukungannya dalam mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja.
Dalam sambutannya, Nurdin mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin lama antara UGM dan ExxonMobil, termasuk di berbagai daerah seperti Cepu dan Aceh. Kerjasama ini melibatkan berbagai program seperti pelatihan, riset, magang, dan kunjungan lapangan. Saat ini, banyak alumni UGM yang telah berkarir dan menduduki posisi penting di ExxonMobil. ExxonMobil Blok Cepu juga berkontribusi signifikan terhadap pemasukan negara dan mendukung keamanan energi di Indonesia. Nurdin berharap dengan MoU yang ditandatangani, kemitraan antara UGM dan ExxonMobil akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan energi global.
Kuliah Umum selanjutnya dipimpin oleh I Made Andi Arsana, Kaprodi Magister Teknik Geomatika UGM. Dalam sesi ini, dihadirkan narasumber dari Generasi X, yang merupakan alumni UGM angkatan 1993 dan telah menjadi pakar di bidang masing-masing, serta mahasiswa dari Generasi Z yang lahir antara 1997 hingga 2012. Pada hari tersebut, berbagai narasumber yang memiliki latar belakang dan keahlian berbeda memberikan paparan mereka mengenai topik “Peran Industri Migas dalam Transisi Energi”.
Muhammad Nurdin dari ExxonMobil memberikan perspektif praktisi industri energi. Ia menyampaikan bahwa efek rumah kaca bukan hanya tantangan yang harus dihadapi, tetapi juga harus menjadi perhatian semua pihak. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya energi terbarukan dan keuntungan struktur geologisnya, memiliki potensi untuk berkontribusi besar dalam mencapai net zero emission.
Prof. Sarjiya dari UGM mengemukakan pentingnya transisi energi di tengah perubahan iklim global yang disebabkan oleh emisi CO2. Beliau menekankan bahwa kebutuhan energi manusia saat ini sebanding dengan kebutuhan dasar lainnya seperti makanan dan tempat tinggal. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan sumber energi dengan emisi rendah seperti energi matahari dan angin.
Sementara Prof. Poppy menawarkan pandangan dari sudut ekonomi politik, mempertanyakan siapa yang akan mendapat manfaat dan siapa yang akan dirugikan dari transisi energi. Ia juga menekankan pentingnya penerimaan sosial dalam proses transisi agar berjalan lancar dan adil bagi seluruh masyarakat.
Dengan berbagai paparan tersebut, jelas bahwa setiap narasumber memiliki pandangan yang berbeda, namun mereka semua sepakat bahwa transisi energi adalah hal yang penting dan mendesak. Adanya MoU dan kerja sama dengan ExxonMobil juga menunjukkan komitmen UGM dalam mendukung dan mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs). Beberapa tujuan SDGs yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan ini antara lain:
- No Poverty (SDG 1): dengan meningkatkan akses pendidikan dan menyediakan beasiswa.
- Quality of Education (SDG 4): melalui literasi transisi energi yang diberikan kepada mahasiswa.
- Affordable and Clean Energy (SDG 7): dengan memperkuat kapasitas generasi muda mengenai tantangan transisi energi.
- Climate Action (SDG 13): melalui diskusi tentang perubahan iklim dan mencari solusi bersama.
- Partnerships for the Goals (SDG 17): dengan kemitraan antara UGM dan pemangku kepentingan lainnya.
Kegiatan ini menegaskan komitmen UGM dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dan berharap dengan adanya kolaborasi, tantangan-tantangan yang ada dapat diatasi dengan lebih baik.
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Eko Sukajiyanto, dan Editor: Johan S.M.)