Pada tanggal 29 April 2016, telah dilaksanakan penandatanganan MoU Tripartit antara Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (UNAND)dan Propinsi Sumatera Barat bertempat di Hotel Balairung Jakarta. UGM-UNAND-Propinsi Sumatera Barat akan berupaya mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam pengurangan risiko bencana dan bidang keilmuan lain di wilayah Propinsi Sumatera Barat. Kerjasama ini merupakan rangkaian dari Kegiatan StIRRRD (Strengthening Indonesian Resilience: Reducing Risk from Disaster) yang merupakan kerjasama antara UGM dengan GNS-Science yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) Selandia Baru. Program S t IR R R D selama 2014 – 2019 akan dilaksanakan di 4 propinsi di yaitu Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Bengkulu dan NTB. Program ini diarahkan oleh pemerintah pusat melalui BNPB, Kemeterian Desa, PDT dan Transmigrasi, Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri.
Dalam sambutannya, Rektor UGM Prof. Dwikorita Karnawati memaparkan latar belakang upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia serta kerjasama sejak lama antara UGM-UNAND dan Pemprov Sumatera Barat dalam mitigasi bencana setelah terjadinya gempa di Sumatera Barat pada tahun 2009. UGM-UNAND juga telah melaksanakan sinergi dalam pelaksanaan KKN bersama di Kabupaten Padang Pariaman. Dalam kerjasama ini, UGM mengedepankan semangat sosio-enterpreneur dalam pendidikan dan penelitian guna mengaplikasikan ilmu dan teknologi dalam menggerakkan pembangunan bangsa.
Rektor Universitas Andalas Prof. Tafdil Husni menegaskan bahwa UNAND sangat mendukung kerjasama jangka panjang dalam pengurangan risiko bencana. UNAND akan memperkuat KKN-Tematik dalam bidang mitigasi bencana. Selanjutnya Rektor UNAND memberikan apresiasi kepada Pemerintah Selandia Baru yang telah memberikan kesempatan bagi para dosen UNAND untuk ikut terlibat dalam berbagai kegiatan pelatihan dan workshop dalam pengurangan risiko bencana, serta 5 dosen UNAND telah mendapat kesempatan untuk studi banding ke Selandia Baru.
Adapun Gubernur Sumatera Barat, Prof. Irwan Prayitno dalam sambutannya menyampaikan bahwa sinergi UGM- UNAND-Sumatera Barat sangat penting untuk mengurangi risiko bencana. Gubernur memaparkan berbagai bencana yang mengancam Propinsi Sumatera Barat seperti gunung api, gempa bumi, tanah longsor, banjir, banjir bandang, tsunami dan lain-lain. Risiko bencana dapat dikurangi melalui upaya bersama, seperti risiko bencana banjir dan banjir bandang yang dapat dikendalikan dengan penataan derah hulu. Di masa mendatang, Propinsi Sumatera Barat berkeinginan untuk membuat MoU langsung dengan Pemerintah Selandia Baru.
Turut hadir dalam acara penandatanganan MoU tersebut adalah Wakil Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Ir. Medi Herlianto, CES, MM. dan Senior Development Programme Coordinator, NZAid Programme, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) Selandia Baru, Ibu Firliana Purwanti.
Setelah penandatanganan MoU, akan dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Direktorat Kerjasama UGM, Pusat Studi Bencana UNAND dan BPBD Propinsi Sumatera Barat. Perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk mengisi kerjasama ini dengan rangkaian kegiatan workshop, pelatihan, studi banding, dan melakukan berbagai kajian dan implementasi kegiatan pilot bidang pengurangan risiko bencana di wilayah Propinsi Sumatera Barat.