
Yogyakarta, 24 Februari 2025 – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam upaya memperkuat transformasi pelabuhan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Penandatanganan MoU yang berlangsung di Auditorium MM UGM ini berbeda dari biasanya, karena disaksikan oleh ratusan peserta yang hadir dalam Seminar Nasional dan Bedah Buku “Membangun Pelabuhan Menuju Indonesia Emas 2045”, sebuah agenda strategis yang diselenggarakan oleh Pelindo dan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM. MoU ini ditandatangani oleh Ihsanuddin Usman, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelindo, serta Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc., Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM. Kolaborasi ini selaras dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, menandai sinergi antara industri dan akademisi dalam membangun ekosistem transportasi laut yang lebih maju dan efisien.
Dalam sambutannya, Prof. Supriyadi mengungkapkan keterkejutannya atas antusiasme mahasiswa terhadap diskusi mengenai pelabuhan, meskipun DIY bukan wilayah pelabuhan utama. Ia menekankan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelabuhan dan logistik nasional, dengan harapan bahwa seminar dan bedah buku ini dapat memberikan wawasan dan ide-ide segar bagi pertumbuhan sektor logistik nasional menuju Indonesia Emas 2045. (SDG 4: Pendidikan Berkualitas)
Sementara itu, Arif Suhartono, Direktur Utama PT Pelindo, menjelaskan bahwa transformasi Pelindo pasca penggabungan empat perusahaan pada tahun 2021 menjadi langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing pelabuhan nasional. Upaya ini diwujudkan melalui digitalisasi proses, penyederhanaan birokrasi, serta kolaborasi dengan pakar dan akademisi untuk memastikan sinkronisasi antara industri dan pemerintah sebagai regulator. Ia menyoroti pentingnya peran pelabuhan dalam perekonomian nasional, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau, dengan 90% perdagangan dan perekonomian nasional bergantung pada transportasi laut. Upaya transformasi ini mendukung SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan menciptakan efisiensi dan meningkatkan daya saing sektor maritim.
Diharapkan kerja sama ini tidak berhenti pada diskusi akademik dan seminar semata, tetapi dapat diwujudkan dalam implementasi nyata yang mendukung transformasi pelabuhan dan logistik sebagai pilar pembangunan berkelanjutan. Dengan sinergi antara industri, akademisi, dan pemerintah, Indonesia diharapkan mampu membangun sistem logistik yang lebih modern, efisien, dan berdaya saing global, guna mendukung visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi maritim di masa depan.
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Eko Sukajiyanto & Editor: Johan S.M.A.)