Menjadi penerima program kepemimpinan Tanoto Foundation atau biasa disebut Tanoto Scholar adalah sebuah pengalaman berharga. Saya adalah Tanoto Scholar 2011-2015 dari jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada. Banyak sekali pengalaman yang saya peroleh saat menjadi Tanoto Scholar dan manfaatnya masih terasa hingga hari ini, saat sudah bekerja.
Saat ini saya bekerja sebagai Education Policy Specialist Desk Papua, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Tugas saya adalah membantu rencana aksi nasional untuk percepatan Papua di sektor pendidikan sesuai dengan Instruksi Presiden 9/2017. Selain itu saya juga bertugas memantau dan mengidentifikasi hambatan program kerja, lalu membuat rekomendasi mengenai kebijakan apa yang akan dipilih untuk mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di Papua.
Pekerjaan saya di Bappenas mengharuskan kolaborasi dengan banyak pihak mulai dari kementerian lain hingga pemerintah daerah. Tanpa pemahaman kolaborasi dan kemampuan bekerja dalam tim, sulit untuk menyukseskan program ini. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, Kemampuan berkolaborasi dan bekerja dalam tim yang saya peroleh dalam pelatihan kepemimpinan saat menjadi Tanoto Scholar sangat terasa manfaatnya.
Kemampuan lain yang sangat bermanfaat saat menjadi Tanoto Scholar adalah membangun jejaring. Sejak kuliah saya memulai membangun jejaring dengan sesama Tanoto Scholars atau dengan orang-orang yang saya temui di berbagai konferensi. Saya memang hobi mengikuti bermacam konferensi. Jejaring yang saya miliki seringkali menjadi jalan bagi saya untuk meraih pencapaian-pencapaian lain.
Memiliki jaringan yang luas membuat saya sering mendapatkan informasi yang bermanfaat. Berkat informasi dan rekomendasi dari jejaring tersebut, saya berhasil menjadi penerima program Young Leaders for Indonesia (2015) dan menjadi delegasi untuk Australian National University-Indonesia Gifted Researchers Program.
Pengalaman mengikut program-program kepemimpinan tersebut menjadi modal saya untuk bergabung dengan Bappenas dan menjalankan tugas yang menyenangkan bagi saya. Pekerjaan untuk membuat perubahan positif di masyarakat adalah sesuatu yang saya impikan sejak duduk di bangku kuliah.
Saat saya menjalankan kuliah kerja nyata (KKN) di Lombok, Nusa Tenggara Barat, saya melihat kondisi pendidikan di daerah tersebut masih tertinggal dibanding kota tempat tinggal saya, Yogyakarta. Saat saya KKN, angka putus sekolah tingkat pendidikan dasar (SD-SMP) di Nusa Tenggara Barat jumlahnya cukup banyak, mencapai 1.700 anak.
Dari kejadian tersebut, saya bertekad untuk terlibat langsung dalam pekerjaan yang bisa memberikan solusi terhadap permasalahan di Indonesia. Bekerja di Bappenas merupakan salah satu cara untuk memajukan Indonesia. Pekerjaan ini juga sejalan dengan konsep pay itu forward, yaitu membayar kebaikan yang saya peroleh saat menjadi Tanoto Scholar dengan berbuat baik kepada orang lain yang membutuhkan.
box
Tips Mendapatkan Program Kepemimpinan
Tahap penting yang harus dilalui saat mendaftar program kepemimpinan dan beasiswa adalah saat menulis esai dan wawancara. Kedua tahap ini sebenarnya memiliki kemiripan, yaitu harus bisa menjelaskan siapa diri kita dan tujuan hidup.
Saya menggunakan konsep SMART untuk menjelaskan tujuan hidup saat menulis esai dan menjelaskan di sesi wawancara, yaitu:
Spesific
Spesifik artinya kita harus memiliki tujuan yang jelas agar bisa membuat perencanaan yang baik, bagaimana cara yang akan kita gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Measurable
Tujuan yang kita buat harus bisa diukur berapa besar dampaknya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Tujuan yang ideal harus bisa memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.
Achievable
Poin ini menjelaskan bahwa target yang kita buat tidak mustahil untuk dicapai. Tapi ingat, target harus kita buat semaksimal mugkin, jangan terlalu rendah agar kita bisa meraih pencapaian terbaik.
Relevan
Poin keempat ini menjelaskan pentingnya memilih target yang tepat dan relevan dengan hidup kita. Jadi tujuan yang kita buat harus bisa mendukung pengembangan diri kita.
Timely
Poin terakhir menjelaskan pentingnya menetapkan kerangka waktu dalam mencapai target. Jadi kita punya bayangan target tersebut akan dicapai dalam waktu berapa lama.
[Astrini Novi Puspita]