
Jakarta, 21 Mei 2025 – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkolaborasi untuk mengembangkan inovasi baru dalam mitigasi bencana nasional melalui pengembangan sistem peringatan dini gempa megathrust dan tsunami berbasis teknologi Distributed Acoustic Sensing (DAS) (SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur). Sistem ini digagas sebagai terobosan strategis dan berpotensi menjadi gamechanger dalam bidang mittigasi bencana, karena kemampuannya mendeteksi gempa bumi dengan cakupan luas, kecepatan tinggi, dan efisiensi biaya yang signifikan, sebuah lompatan penting dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. (SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)
Teknologi DAS memungkinkan jaringan kabel serat optik existing dimanfaatkan sebagai sensor seismik dengan sensitivitas tinggi. Dalam kerja sama ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berperan penting dengan menyediakan infrastruktur kabel optik bawah laut yang membentang dari Sabang hingga Merauke, mencakup zona-zona kritis di wilayah selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan barat Sumatra, wilayah yang berada langsung di atas zona subduksi megathrust (SDG 14: Ekosistem Lautan). Inovasi ini memperkuat kemampuan Indonesia dalam membangun kemandirian teknologi sistem peringatan dini yang tidak hanya tangguh secara teknologi, tetapi juga inklusif dan dapat menjangkau komunitas pesisir yang paling rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Hal ini menjadi bagian penting dalam mendorong terwujudnya kota dan komunitas yang berketahanan (SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan) dan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk tujuan kemanusiaan (SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim).
Dengan tidak memerlukan instalasi sensor baru, sistem ini meningkatkan efisiensi biaya dan dapat diterapkan secara luas, mendukung terbangunnya infrastruktur publik yang inovatif dan adaptif. Hal ini mencerminkan semangat inovasi yang tidak hanya mendorong efisiensi teknologi, tetapi juga memperluas akses terhadap perlindungan bencana secara merata selaras dengan semangat pengurangan ketimpangan dan keadilan spasial.
Inisiatif ini merupakan bagian dari kerja sama strategis antara UGM dan Telkom dalam pengembangan sistem pemrosesan spasial dan integrasi ke dalam platform peringatan publik nasional. Dengan dukungan infrastruktur dari Telkom, sistem ini siap memasuki tahap uji coba di wilayah Pantai Selatan Jawa dan akan diperluas ke kawasan rawan lainnya. Uji coba ini menjadi fondasi penting bagi pembentukan sistem nasional peringatan dini berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi.
Pertemuan koordinasi antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dilaksanakan di Telkom Hub Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh President Director PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Ririek Adriansyah, didampingi Chief Technology Officer PT Telkom, Herlan Wijanarko beserta jajarannya, dari UGM dihadiri Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. yang turut didampingi oleh Dekan dan Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dari Fakultas MIPA UGM.
Dalam diskusi tersebut, kedua belah pihak membahas tindak lanjut implementasi kerja sama. Ririek Adriansyah menegaskan pentingnya kolaborasi ini tidak hanya dari sisi mitigasi bencana, tetapi juga dari perspektif perlindungan infrastruktur nasional. “Kolaborasi ini sangat penting. Selain memberikan manfaat besar dalam penguatan sistem peringatan dini kebencanaan, teknologi ini juga memiliki potensi strategis untuk mendukung pengamanan aset kabel optik bawah laut Telkom,” ujarnya.
Melalui terobosan ini, UGM dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan kontribusi nyata memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, mendorong pemanfaatan infrastruktur digital untuk keselamatan publik, dan meningkatkan kapasitas adaptif masyarakat terhadap ancaman perubahan lingkungan. Sistem DAS tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga menjadi simbol komitmen bersama untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan berkeadilan. (SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh)
(Penulis/Foto: Johan S.M.A dan Editor: Jemy Partianto)