Yogyakarta, 30 Agustus 2024 – Universitas Gadjah Mada (UGM) menyambut kedatangan rombongan dari Kabupaten Ende, salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di tengah Pulau Flores. Kabupaten Ende terkenal dengan Taman Nasional Kelimutu, yang meliputi Gunung dan Danau Kelimutu, sebuah landmark alam yang menarik perhatian wisatawan. Rombongan dipimpin oleh Penjabat Bupati Ende, Dr. dr. Agustinus G. Ngasu, M.Kes., dan Ketua DPRD Fransiskus Taso, S.Sos., didampingi beberapa Kepala Dinas dan Anggota DPRD. Kunjungan ini diterima oleh Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius T.T., S.H., LL.M., bersama jajaran pimpinan UGM lainnya, termasuk Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK), Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG), Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM), serta Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar).
Acara ini diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk jangka waktu lima tahun. Penandatanganan ini merupakan wujud komitmen bersama dalam membangun kemitraan yang kuat antara UGM dan Kabupaten Ende, sesuai dengan upaya untuk mencapai kemitraan yang efektif dalam pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang (SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Dalam sambutannya, Dr. Agustinus menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang telah terjalin antara UGM dan Pemerintah Kabupaten Ende. Ia mengharapkan peningkatan kerja sama ini tidak hanya terbatas pada sektor pariwisata, tetapi juga diperluas ke bidang lain yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Ende. Salah satu bidang yang menjadi prioritas adalah kesehatan, di mana NTT sangat kekurangan tenaga dokter spesialis. Kerjasama dengan UGM diharapkan dapat membantu meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga medis di wilayah tersebut, yang selaras dengan upaya menciptakan akses kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. (SDG 4: Pendidikan Berkualitas)
Selain itu, Dr. Agustinus menyoroti pentingnya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang pernah diadakan oleh UGM di Ende. Ia berharap program ini dapat diaktifkan kembali untuk membantu pengembangan berbagai sektor di daerah, termasuk bidang kehutanan. Pendampingan dari UGM diperlukan untuk upaya peremajaan hutan di Ende, mengingat pentingnya konservasi dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Di sektor perkebunan, Kabupaten Ende memiliki potensi besar, terutama dalam produksi jahe merah. Saat ini, ekspor jahe merah baru mencapai Dubai dan Eropa, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI. Namun, dengan lahan seluas 200 hektar yang belum tergarap secara maksimal, kerjasama dengan UGM diharapkan dapat membantu memperluas potensi ekspor dan meningkatkan pendapatan petani lokal, mendukung inisiatif untuk mengentaskan kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan di daerah (SDG 2: Tanpa Kelaparan).
Di bidang perikanan, Kabupaten Ende memiliki sumber daya hasil laut yang melimpah. Namun, keterbatasan fasilitas penyimpanan pendingin (cold store) menyebabkan banyak hasil laut harus dikirim langsung ke Ujungpandang atau Surabaya. Dr. Agustinus menyampaikan bahwa Pemkab Ende telah berupaya untuk meminta bantuan cold store ke Kementerian Pertanian RI guna mendukung produksi lokal dan meminimalkan kerugian pasca panen. Dia berharap UGM dapat menciptakan inovasi penyimpanan pendingin yang terjangkau untuk masyarakat Ende. (SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, SDG 14: Ekosistem Lautan)
Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius T.T., menyambut baik dan menyatakan bahwa UGM siap membantu Kabupaten Ende dalam berbagai bidang. UGM akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini melalui unit terkait. DPKM diharapkan dapat mengaktifkan kembali program KKN, yang sempat terputus, untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Ende. Fakultas Pertanian UGM juga diharapkan dapat memberikan pendampingan dalam sektor pertanian, sementara Pusat Studi Pariwisata (Puspar) akan memberikan kurasi terhadap potensi wisata di Ende, berdasarkan pengalaman mereka dalam mengkurasi wisata di Yogyakarta. DKRG akan memimpin langkah selanjutnya dalam merumuskan Perjanjian Kerja Sama untuk pengembangan berbagai sektor di Kabupaten Ende. (SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan)
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan dukungan dari UGM, Kabupaten Ende diharapkan dapat tumbuh menjadi wilayah yang lebih maju dan mandiri. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Ende, menciptakan peluang pekerjaan yang layak dan meningkatkan perekonomian lokal, sesuai dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan di daerah (SDG 1: Tanpa Kemiskinan) dan mendukung pekerjaan layak serta pertumbuhan ekonomi (SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Angga Kurniajati, Editor: Johan S.M.A.)