Yogyakarta, 18 September 2024 – Rombongan dari Kabupaten Parigi Moutong, didampingi oleh Pimpinan DPRD Parigi Moutong, mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menandatangani perpanjangan Nota Kesepakatan. Kabupaten Parigi Moutong, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, dikenal sebagai penghasil durian terbaik di Indonesia. Dengan perkebunan durian seluas 3.833 hektare yang tersebar di hampir seluruh kecamatan, produksi durian di Parigi Moutong mencapai 305.419 ton per tahun, termasuk varietas Montong dan Parigi Moutong yang sudah diekspor ke Thailand. Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya membangun kemitraan yang kuat, sejalan dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Dipimpin oleh Richard Arnaldo, S.E., MSA., Penjabat Bupati Parigi Moutong, rombongan diterima oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., didampingi oleh Wakil Dekan FKKMK dan beberapa direktur terkait.
Richard dalam sambutannya menekankan bahwa kunjungan ini adalah wujud komitmen yang telah disampaikan tujuh bulan lalu saat mengunjungi UGM. Ia menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin selama ini, termasuk pengiriman 30 mahasiswa KKN UGM ke Parigi Moutong. Richard juga mengulangi permintaan sebelumnya agar UGM dapat mengirimkan tenaga dokter spesialis ke pelosok Kabupaten Parigi Moutong, mengingat kurangnya tenaga medis spesialis di daerah tersebut. Richard menegaskan bahwa mereka akan menerima segala bentuk pengabdian dari UGM, yang sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di daerah tersebut, mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas.
Dr. Arie Sujito menyambut baik perpanjangan Nota Kesepakatan ini dan menyampaikan bahwa UGM selalu terbuka untuk memperluas kerja sama. Ia menegaskan bahwa kerja sama ini adalah wujud konkret UGM sebagai universitas kerakyatan. Pengembangan kerja sama ke depan akan mencakup bidang yang lebih luas seperti rekrutmen mahasiswa, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan akses pendidikan. Dr. Arie juga menekankan bahwa UGM bukan hanya milik warga Jogja, tetapi milik seluruh Indonesia. Misi besar UGM adalah menjadi universitas yang mampu menjawab kebutuhan bangsa, menentang diskriminasi, dan menjunjung inklusivitas, meskipun bekerja sama dengan pemerintah daerah memiliki tantangan tersendiri. Upaya ini mendukung terciptanya kehidupan yang sehat dan sejahtera bagi seluruh masyarakat, sesuai dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Diharapkan, perpanjangan Nota Kesepakatan ini akan memperkuat dan memperluas kerja sama antara UGM dan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong di masa mendatang. Kolaborasi ini diharapkan memberikan kontribusi nyata yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, serta menjadi contoh bagaimana kemitraan antara universitas dan pemerintah daerah dapat mendukung pembangunan berkelanjutan. (SDG 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh)
(Penulis: Jemy Partianto, Foto: Angga Kurniajati, Editor: Johan S.M.A.)