
Yogyakarta, 21 Mei 2024 – Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan dukungan penuhnya terhadap kerja sama pengembangan kampung tematik bersama Pemerintah Kota Yogyakarta. Inisiatif ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun kota berbasis potensi lokal, dengan semangat pemberdayaan berkelanjutan dari tingkat kampung.
Dukungan tersebut disampaikan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., dalam acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara perguruan tinggi dan Pemerintah Kota Yogyakarta yang berlangsung di Hotel Tara Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 47 perguruan tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bentuk komitmen kolektif dalam memperkuat pengabdian masyarakat melalui kegiatan tridarma.
“Program kampung tematik ini bukan hanya menjadi ruang kolaborasi antarlembaga pendidikan tinggi, namun juga menjadi model pengabdian masyarakat yang berorientasi pada transformasi sosial dan penguatan potensi lokal,” ujar Rektor UGM. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama lintas universitas untuk berbagi keahlian dan mendukung agenda pembangunan masyarakat berbasis evidence dan inovasi.
Pengembangan kampung tematik dinilai sejalan dengan komitmen global terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui penguatan ekonomi lokal, pelestarian budaya, dan penciptaan ruang hidup yang inklusif, kampung-kampung di Yogyakarta memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan warganya secara berkelanjutan.
Selain program kampung tematik, UGM juga telah menjalin kolaborasi aktif dengan Pemkot Yogyakarta dalam berbagai bidang, seperti pengelolaan sampah melalui program Gandeng Gendong, revitalisasi kawasan aliran Sungai Code, dan pelaksanaan program KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) yang secara rutin diterjunkan di wilayah Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa pendekatan kampung tematik akan didorong melalui skema One Village, One Sister University, One Sister Corporate. Skema ini bertujuan menciptakan hubungan langsung antara kampus dan kampung dalam upaya pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya.
“Kampung-kampung di Kota Yogyakarta menyimpan keragaman potensi ekonomi yang luar biasa, mulai dari kuliner, kerajinan, tekstil, hingga wisata budaya. Jika dikembangkan secara terarah dan kolaboratif, potensi ini akan menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat,” ujar Hasto. Ia juga menyatakan bahwa peran aktif mahasiswa dan akademisi dalam proses pemberdayaan dapat memperkuat keterlibatan warga dalam pembangunan, sekaligus menjadikan pendidikan tinggi relevan dan solutif terhadap kebutuhan nyata masyarakat.
Kolaborasi pengembangan kampung tematik ini diharapkan menjadi model nasional dalam membangun kota dari tingkat komunitas akar rumput—mengintegrasikan pendidikan, inovasi, dan partisipasi aktif warga. Dengan pendekatan kolaboratif ini, Yogyakarta berpotensi menjadi contoh kota berbasis masyarakat yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing, sebagaimana yang diamanatkan dalam kerangka SDGs.
(Penulis: Faizatin Nadia, Foto: Humas Pemkot Yogyakarta, dan Editor: Johan S.M.A.)